Wednesday, December 21, 2005

Every Dream Has Its Place

Senin malam ke pameran instalasi ruang di studio Anton Ismael.
Awalnya di kepala gw tuh pameran spektakuler abis, secara skala or secara kualitas.
Tapi, sooo sorry to say niiiy, lumayaaaan.
Mungkin karena faktor tempat.
Bukan, bukan karena kekecilan.
Size doesn't matter.
Tapi lebih ke leluasaan melihat hasil karya yang terganggu.
Atau mungkin karena sebagian besar karya kurang merespon ruang secara tepat tapi lebih ke sekedar 'ngeceng'in barang.

Gak harus yang gimana juga siiih ( baca : wow effect ) tapi kebanyakan karya di situ cuma membuat dramatis ( memeriahkan ) ruang yang sebenarnya udah jelas kebaca makna dan fungsinya tapi kurang meresponnya sebagai kajian atas apa yang biasanya terjadi di ruang tersebut.
Malah ada satu, dua peserta pameran yang hasil karyanya gw liat kayak mural.
Namun begitu, ehm, ada beberapa juga yang inspiratif, punya makna and I love it.

Gw diguide sama seorang seniman yang otaknya rada sinting tapi keliatannya apresiasi dan wawasan dia cukup oke walaupun caranya untuk ngasi tau pemaknaan konsep sempet bikin gw berkelakuan kayak orang sinting juga.

Gw terpesona ( heh? ) sama karyanya Anton, cukup dramatis dan liar -harusnya bisa lebih mesum lagi tuh-, sama liarnya dengan karya yang di kamar mandi depan yang kebaca banget otak 'masturbasinya'.

Gw tersentuh sama satu karya di kamar mandi lainnya yang ngasi tau apa yang terjadi ketika angel dan devil itu menanggalkan atributnya ( ini hasil anak didiknya si artist sinting itu -katanya- ), daleeem banget!!!
Eksekusinya detil dan berasa hidup konsepnya.
Gw ngerasa telanjang abis di situ, karena dia mampu ngasi cermin ke gw bahwa cuma di ruang ini lo senantiasa melepas semua yang menempel di 'badan' dan jadi diri lo sendiri, terlepas dari apakah lo itu setan ato malaikat ato malah keduanya.
Karya ini sempet jadi diskusi kecil antara gw sama Romy ( nama artist sinting itu, red ) dan ketika masuk ke diskusi yang levelnya makin serius, gw stop pembicaraannya.
Bukan karena bakal jadi perdebatan.
Bukan buat bikin penasaran.
Bukan juga karena waktu yang udah semakin malam dan perut gw udah kelaperan abis.
Gw cuma takut dia belum siap buat kajian tentang when devil and angel bersetubuh.
Mungkin gw juga takut gw belum siap buat ngomongnya.
Untung ada sms yang ngingetin kalo gw udah terlalu lama di dalam ruang studio itu, saved by the tone.

Ada juga yang bikin gw rada mengernyitkan jidat, karena secara konsep gw ngerti tapi kayak ada yang something missed gituh. Sapu terbang jadi malaikat? Atau malaikat terbangnya pake sapu?
Come on!

Punya Rangga dan Gepeng bagus responnya, cuma sayang, gw ngerasa kurang pas sama layout enteringnya, karena keberadaannya jadi kurang terasa.
Lewat, lewat aja gituh.
Padahal tepat konsepnya.

Punya Ipang, secara eksekusi nice and elegant. Cuma gw gak dapetin respon ruangnya.

And hard to say, ada satu konsep yang sebelumnya terupdated ke gw dan menurut gw itu konsep simple dan cerdas tapi secara ada kendala teknis, konsep itu gak jadi dieksekusi. Sayang banget, tapi sudah lah....
Hmmm, I wish I could see the original one.
That recycle concept will give big impact for the audience.

Terakhir, punya Romy.
Dia kasi liat garasi ( atau gudang? ) yang kadang-kadang sering jadi tempat meletakkan barang-barang bekas atau yang disingkirkan oleh penghuninya, seperti lukisan lama.
Dan dia meresponnya dengan memindahkan warna-warna di lukisan itu ke dinding dan membiarkan kanvasnya kosong dengan hanya berisi tandatangannya.
'Bunyi' khan maksudnya?

Cuma satu pertanyaan Romy yang gw gak mau jawab padahal pertanyaannya masih sama dengan yang sebelum-sebelumnya ketika kita sampai di satu ruang kecil yang isinya kasur yang dihamparkan di lantai.
'Gimana kalo elo yang merespon tempat tidur ini, apa yang akan lo buat?'.
Sejujurnya gw gak tau akan jawab apa.
Bagi gw, tempat tidur adalah tempat gw bermimpi.
Mimpi apa saja.
Dan aktivitas bermimpi itu susah banget direspon dengan konsep yang bukan cuma sekedar display dengan memakai tools apapun yang ada di dunia ini.
Let the dream has its place in the depth of silent nights.
Selamat malam semua peserta, you guys able to put your dreams on the right place at least.

Monday, December 05, 2005

sebuah judul di hati : Ludi 1990

potret hitam putih jalanan gelisah
tertumpah warna merah darah segar
banjir... sukmamu pun melaju naik
tapi aku tidak tau,
ke rembulan atau ke matahari
kau pergi dari kesuntukan dunia
walau dengan ala berantakan
rindumu tersia-siakan
cinta masih di kotak jiwa, belum lagi dibuka
buat kesekian hitungan, aku memaki
:tepi jalan sialan!
dan makhluk mati tidak berujung itu mencibir
:di mana kasih setiamu, sayang?
aku belum mau jadi pucat abadi
andai saja aku bisa gantikan kerasnya jalanan, podium dunia
cuma bunga, kukirim saja duka ke rumahmu
dan kuhirup wangi kamboja
rindu yang kau sisakan kini mengetuk dingin
semakin dingin karena luka menahun
lalu kuminta kau tersenyum dalam do'aku
o, kini giliran aku teriris
senyummu adalah lukaku..

Friday, November 25, 2005

Buat Kiki dan Wiwid

Kiki mau merit di January.
Dia suka beberapa puisiku.
Minta dicollect dijadiin satu buku kecil.
10 X 20cm dengan cover foto dia sama Wiwid.
Buku itu nantinya akan menjadi souvenir buat para tamu.
Warnanya krem dengan nuansa gold.
Dia juga minta aku bikin kata pengantarnya setelah di lembar pertama yang isinya QS Ar Rum : 21 dan QS Al Furqan : 54.
Hari Senin kemarin katanya dah naik cetak.

SEKELUMIT BUATMU dari Kiki untuk Wiwid.
Tulisan ini sungguh-sungguh muncul dari dalam hati.
Hanya salah satu bentuk ekspresi cinta saya kepada kamu.
Kita menikah sekarang, hari ini.
Jakarta, 14 January 2006.
Saya sungguh-sungguh bahagia.
Dua tahun kita saling tau, saling kenal.
Selama itu juga kita menjalani hari dengan hal yang menyenangkan bahkan yang tidak mengenakkan.
Sampai sekarang, sampai nantipun, saya ingin kamu tahu bahwa hidup saya berubah ke dalam satu bentuk kehidupan yang sungguh indah begitu kamu telah menjadi satu laki-laki yang sangat istimewa di hati saya.
Laki-laki yang sempurna dalam mencintai saya.
Laki-laki yang tanpa sedikit keraguanpun membuat saya yakin menyerahkan cinta yang dianugerahkan-Nya kepada saya hanya untuk kamu.

SEKELUMIT BUATMU dari Wiwid untuk Kiki.
Melalui 'Kado Perkawinan' ini, sangat ingin aku berbagi dengan siapa saja tentang apa yang aku rasa, aku pikirkan dan aku harapkan selama kamu berada di hati.
Kamu adalah napas kehidupan yang akan terus aku hirup dan sampai nanti kubawa terbang ke arah Tuhan.
Sekarang, aku bukit tempatmu tiduran.
Dan mulai besok, aku akan mengajakmu ke gunung, melihat bianglala.
Atau mengajakmu ke pantai, melihat gelombang.
Mari kita selalu bersama dengan nyanyian cinta.
Mungkin terlalu berlebihan, tapi aku tidak akan mau mengubah satu patah katapun seandainya mungkin.
Dengan tulus ikhlas, aku cinta kamu.
Cinta karena Allah semata.

Buat Kiki dan Wiwid.
Terima kasih sudah mau menjadikan puisiku sebagai media berbagi rasa dengan sahabat dan kerabat kalian.
Dan, semoga kalian berdua bahagia.
Amin.

Thursday, November 24, 2005

Reality of Life

dawn breaks, the moon is banished
the sun rises, the world awakens
its people hurry by, cacophony of noises
...nothing has changed
life goes on
it's hard to accept but losses are personal
the world doesn't weep with you
when a person dies, another takes his place
the pain of death and the joy of birth
they contrast greatly
but sadly related
for the creation of life is accompanied by
the question of death
but why?
outside it starts to drizzle,
a rainbow is formed but the heart still mourns..
losses are personal, life continues
but why does it have to be so?

Tuesday, November 15, 2005

CINTA MEDUSA

Cinta bisa jadi sabar dan baik, tapi juga bisa bergelora, pahit dan merusak.
Yang dapat memberikan kasih sayang tapi juga bisa menghancurkan kita berkeping-keping.

Seperti Medusa, tokoh antihero dari Yunani yang memangsa anak-anaknya sendiri dan buat saya ia adalah icon yang seharusnya bisa jadi pembelajaran buat semua perempuan bahkan juga laki-laki.

Medusa adalah seorang pendeta wanita yang cantik dan tidak berdosa di Kuil Athene.
Seorang dewi yang punya semua sifat positif dari seorang ibu muda.
Tapi kemudian ia dirayu, diperkosa oleh dewa laut Poseidon.

Athene, yang marah dan cemburu, mengubah Medusa menjadi Gorgon yang mengerikan, seorang wanita yang penuh kebencian, rambutnya menjadi sekawanan ular yang meliuk dan pandangan matanya dapat mengubah kaum pria menjadi batu.
Medusa hidup selama berabad-abad sebagai lambang paling kuat dari wanita yang dilukai dan dari kemarahan yang sengaja dilepaskan.

Dalam mitos Yunani yang asli, ketika Medusa dipenggal oleh pahlawan Perseus ( kuda bersayap Pegasus terlahir dari badannya yang telah mati ) dan darah yang menetes dari lehernya yang terpenggal ternyata mempunyai kekuatan penyembuh.

Medusa sendiri, sering dianggap memiliki dua sisi - buruk dan berbahaya, juga sumber kesuburan dan inspirasi-.
Dia adalah sisi gelap dari wanita sebagai ibu dan objek seksual, tapi dia juga punya potensi kekuatan pengubah yang luar biasa besarnya.

Dari situ seharusnya kita bisa belajar antara kebaikan dan kejahatan, perlawanan dan godaan, kewarasan dan kegilaan, ekstase dan kehampaan, cahaya dan bayang-bayang, cinta dan kehilangan...

Ada deskripsi tentang cinta yang sampai sekarang masih menjadi top of mind di kepala saya.
Definisi termasyur dari St. Paulus dalam kitab Perjanjian Baru.

' Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,
dan bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada manfaatnya bagiku.
Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan'.
I Korintus 13: 4-8

Damn.... I do fall in love rite now.
Terhadap apapun itu.

Tuesday, November 01, 2005

note from sms

Oca, kalimat-kalimat ini ada di catatan kehidupan saya :

- ketika aku mohon kekuatan, Allah memberikan aku kesulitan sehingga aku kuat.
- ketika aku mohon kebijaksanaan, Allah memberikan aku masalah untuk aku pecahkan.
- ketika aku mohon kesejahteraan, Allah memberikan aku akal untuk berpikir.
- ketika aku mohon keberanian, Allah memberikan aku bahaya untuk aku atasi.
- ketika aku membutuhkan cinta, Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk aku tolong.
- ketika aku mohon bantuan, Allah memberikan aku kesempatan.
aku tidak pernah menerima apa yang aku minta tapi aku menerima apa yang aku butuhkan.

*thats from my lovely supervisor: Amalia Susilowati...
thanks Mbak, for sharing your personal thought.

Thursday, October 27, 2005

satu jam bersama nyokap

Ada Dettol.
Ada Cusson Imperial.
Tapi tangan nyokap mengambil Dove.
'Sabunnya ganti Mam ?', tanyaku.
'Nggak kok, dari kemarin-kemarin juga ini'.
'Tapi dulu khan pake Biore'.

Seingatku nyokap dulu selalu pakai Biore cair selain juga beli sabun Lux batangan.
Tapi memang beberapa minggu yang lalu waktu main ke rumah ortu, setelah diingat-ingat, di kamar mandi gak ada Biore sabun mandi cair, yang ada Dove.

'Iya, itu dulu. Sekarang pakai Dove,' katanya sambil mengambil Lux dengan gambar Tamara di cover kemasannya.
Aku mulai gatel buat nanya-nanya, hmmm... potential insighter niy.

'Knapa diganti yaa? Khan dah lama pakai Biore...'
'Kalau liat iklannya di TV kayaknya kulit jadi gak gampang kering karena pelembabnya banyak, ya udah dibeli aja, sekedar nyoba, ternyata cocok'.
'Khan bisa pakai body lotion abis mandi biar gak kering'.
'Iya, itu juga pakai, biar lebih tahan lama lagi lembabnya'.
'Beneran cuma gara-gara liat iklannya, Mam?'.
'Iya, abis di TV sering banget ada, apa itu namanya...seperempatnya isinya moisturizer'.
'Lha, itu khan ngomongin bar soapnya bukan sabun cairnya'.
'Sama aja tho... pokoknya dari Dove', katanya cuek sambil kali ini sibuk memasukkan produk sabun cuci pakaian ke trolly.

Attack with softener yang baru, yang menjadi pilihannya.
Ia juga mengambil Molto essence.

'Tapi Mam, kenapa Lux itu juga mesti dibeli? gak diganti juga?'.
'Ooo...kalau Lux itu mesti. Dari dulu belum nikah juga udah pakai, jadi udah biasa dan harus ada'.
'Kenapa yang Tamara? Yang Mariana Renata lebih oke...'.
'Renata kui sopo? Ya mending Tamara, yang lainnya itu mungkin lebih cocok buat yang lebih muda, buat kamu lebih pas'.
'Hmmm, gitu yaa...'

'Trus, itu kenapa udah beli sabun cuci yang udah sekaligus pelembut kenapa masih beli Molto segala? pemborosan gak sih?'.
'Ya, nggak gitu dong. Kalau cuacanya bagus, Mami gak perlu pakai Molto tapi kalo pas lagi hujan atau mendung ya baru dipakai. Ini khan Molto essence pakainya cuma sedikit udah langsung wangi, biarpun cuacanya jelek tapi jemurannya ra mambu waktu disetrika'.
'Lha, makenya pas mendung doang ?'.
'Ya begitu'.
'Kata siapa harus gitu?'.
'Iklannya juga begitu kok. Kamu tau gak iklan yang ibu-ibu raksasa lagi jemur baju? itu khan pas ujan atau mendung kalo gak salah. Pernah liat?'.

Ya, iyalah, pernah lihat. Itu khan bikinannya Ogilvy, yang ngerjain Bo Krabbe, yang saturated color gitu, tapi itu cuma dalam hati.

'Ih, Mami korban iklan banget sih!'.
'Kamu tuh kerja di dunia iklan, kok bukannya seneng kalau liat orang jadi korban iklan?
Kan tujuannya supaya banyak orang yang beli gara-gara iklannya kaaan?', kata nyokap sambil tersenyum.
Hmmm, iya juga yaa...persuasif, tapi tergantung obyektifnya klien juga sebenarnya.

Sekarang kita ada di bagian penjualan tissue.
Dan nyokap terlihat mulai mengambil salah satu produk tissue.

'Yang Paseo aja, iklannya yang ada burung merpatinya itu lhooo...', pancingku.
'Kalau tissue kamar mandi gini gak perlu yang terlalu mahal lah, tiap saat khan kebuang, gak perlu terlalu mahal'.

Sampai di koridor penjualan minyak goreng, terdapat beberapa SPG di sana.

'Coba yang ini Bu, non kolesterol, dua kali penyaringan, lebih sehat'.
atau
'Kita lagi ada promosi Bu, lebih hemat dari biasanya'.
dan
'Silahkan Bu, hasil gorengan jadi lebih garing, ini samplenya, kerupuk ini digoreng pakai minyak ini, silahkan dicoba lho Bu...'.

'Terima kasih', kata nyokap sambil ngeloyor melewati mereka.
'Minyak goreng aja kok pakai stand guide segala, kayak mobil aja. Yang namanya kerupuk itu kalau habis digoreng yaa garing, kalau nggak itu namanya kue apem'.
Hehehe, dasar ibu-ibu.

'Ya, namanya juga usaha Mam, biar kebeli produknya karena seringkali orang yang tadinya gak niat beli begitu disodori di tempat jadi berubah pikiran pengen beli'.
'Tapi Mami suka sebel kalau lagi milih-milih barang diganggu sama penjaganya, kalau produknya elektronik atau rumah atau mobil tuh baru harus pakai SPG karena pembelinya kan
gak tau persis fasilitasnya. Lha ini minyak goreng? Sama aja semuanya'.

Langkah nyokap terhenti di depan sederetan rak mie instant.
Di hadapannya ada Indomie yang bersebelahan dengan Mie Sedaap.
Kali ini ia sedikit berpikir harus mengambil yang mana.

'Yang mana enaknya yaa? Mie Sedaap aja deh'.
'Ih, Mami gak setia... dari aku kecil khan selalu dibikininnya Indomie, kok sekarang ganti?
Gara-gara harganya lebih murah ya?,' aku protes.
'Bukan harganya, cuma rasanya oke juga'.

'Kapan Mami mulai nyoba rasanya Mie Sedaap?'.
'Ya waktu dulu baru keluar produknya, nyoba di PRJ karena waktu itu dibikinin gratis.
Trus pas nyoba kok rasanya ya enak'.
'Mam, kalau tadi di sebelah raknya Indomie bukan Mie Sedaap tapi mie lainnya, Mami pilih apa?'.
'Ya Indomie dong'.

Jddeerr!
Ternyata loyalitas konsumen mudah berubah dalam waktu gak lebih dari 5 detik ketika sebuah brand yang biasa dipakai terletak sejajar dengan brand lain yang bisa memberikan value yang sama ataupun lebih.

'Udah yuk, pulang...,' ajak nyokap.

Menunggu bayar di kasir.
Sedikit ngantri.
Begitu sampai di depan kasir, tangan nyokap mengambil permen Hexos, padahal di rack kecil itu terdapat 4 brand permen lainnya.

'Kenapa Hexos Mam?'.
'Kenapa nggak? Salah?'.
'Ya nggak sih, tapi kenapa nggak Polo atau Relaxa?'.
'Abis tangan Mami nyampenya cuma ngambil Hexos, kamu memangnya mau Polo? Ambil sendiri aja'.
'Oooo, gitu.... kirain'.

Monday, October 24, 2005

catatan kecil...gak tau punya siapa

kemarin malem pas ngerapiin tas, ada kertas kecil... putih
tinta hijau ( knapa hijau yaa? )
aku baca,
dan isinya semacam catatan curhat gitu
ada dua
front side
dan back side
isinya gak tau bagus
gak tau jelek
yang pasti,
gak tau punya siapa...
dan buat siapa

' Kamu adalah warna. Bukan cerah, tapi bilur-bilur temaram biru dan ungu yang transparan.
Dan saking transparannya, tidak bisa menutupi masa lalu.
Dan aku menangis untukmu... '

itu front side

' Kamu selalu penuh misteri. Ada sinergi yang terpancar dari dirimu.
Tidak kau pamerkan tapi selalu bersinar. Keluar, mengguyur tubuhmu.
Dan aku tetap penasaran akan adamu.
Anak kecil mungkin tidak akan pernah kapok dicubiti oleh ibunya, begitu juga aku.
Akan kukuak segala yang di dirimu. Aku ingin tahu kamu'

yang barusan back sidenya,
aneh...
tulisan tangannya bagus banget
sepertinya tulisan perempuan
dan isinya bikin aku pengen nangis
kayaknya ada selembar kertas orang yang keambil sama aku
gak tau punya siapa...

Wednesday, October 19, 2005

Tao Te Ching, 11

Tiga puluh jari-jari berputar di atas roda kereta.
Bergerak mengelilingi satu titik pusat
-tapi lihatlah,
tidak ada apa pun di pusat
dan justru karena itulah roda bekerja!

Jika engkau membuat mangkuk, buatlah ia bercekung:
kehampaan di dalamnya itulah yang menjadikan ia berguna.

Dalam rumah atau ruangan, ruang kosonglah
-pintu, jendela- yang menjadikannya berguna.

Mereka semua memanfaatkan bahan pembuat dirinya
untuk melakukan apa yang mereka lakukan,
namun tanpa ketiadaan,
semua tidak ada artinya.

---

Monday, October 17, 2005

Do'a Maturana

Jangan paksakan kepadaku apa yang kauketahui.
Aku ingin menyelami apa yang tidak diketahui
dan menjadi sumber dari penemuanku sendiri.
Biarkan yang diketahui menjadi pembebasanku,
bukan penghambaanku.

Dunia kebenaranmu dapat menjadi pembatasan bagiku;
kearifanmu menjadi sangkalanku.
Jangan menyuruh-nyuruh aku; mari kita berjalan bersama.
Biarkan kekayaanku dimulai di tempat kekayaanmu berakhir.

Tunjukkan kepadaku agar aku dapat berdiri
di atas bahumu.
Ungkapkan dirimu agar aku dapat menjadi
sesuatu yang berbeda.

Kau percaya bahwa setiap manusia
dapat mencintai dan mencipta.
Maka aku pun memahami rasa takutmu
ketika aku memintamu hidup sesuai dengan kearifanmu.

Kau tidak akan tahu siapa aku
dengan hanya mendengarkan dirimu sendiri.
Tidak perlu repot menjadikanku begini atau begitu.
Kegagalanmu adalah jika aku menjadi identik denganmu.

Thursday, October 13, 2005

i scream for an ice cream

Puasa.
Pas buka beli es krim.
Panas seharian dibales pake es krim, kebayar.
Vanila dan coklat, what a nice couple.
It is tempting...and pleasurably delicious.
Yes, it is nutritious too.
'Katanya diet, ca...kok makan es krim?' kata temen.
Jjeeeeeh, the content of the ice cream that matters, kataku.
Yang ini pure rasa vanila dan coklat, gak ada tambahan lainnya.
Dulu, kata sebuah riset, satu scoop besar es krim sederhana
memiliki kandungan kalori sebesar 150.
Sekarang, ada food technology dan inovasi yang bukan cuma nambahin jumlah variasi makanan dari es krim tapi juga udah bisa ningkatin jumlah kalori dalam es krim.
And that can be in the shape of sundaes, shakes or even multiple scoops of ice cream mixed with candies, cookies, brownies and many more!
Itu berarti dari 150 bisa jadi 250-350 kalori.
Tapi kalau cuma 2 scoop basic ice cream, it takes 140 kalori i guess.
And that wont make me fat.
Tambah lagi, bulan puasa.
Bikin secara otomatis jumlah kalori yang masuk jadi terbatas, at least for me.
Ih, kenapa jadi concern gini.
Cewe' banget!!
Huh...

Wednesday, October 12, 2005

20Qs

Iseng-iseng, buka satu website yang isinya pertanyaan tentang diri kita. Lucu juga. Lumayan buat ngabuburit... 1. sifat loe tuh kayak apa ? Mmm, apa adanya. kalo suka bilang suka, kalo sebel bilang sebel, kalo rindu bilang rindu, he3. Kadang-kadang suka bermasalah juga jadinya sama orang karena gak semua orang bisa nerima keterusterangan. 2. hidup loe ? Asik-asik aja, kadang2 gw ngerasa sering dapet miracle. Apa yang gw pengen suka kejadian, tapi sering gw ngerasa kalo kemudahan itu jadi cobaan, mungkin gw harus lebih bersyukur biar lebih enak ngejalaninnya. 3. kalo lagi be-te, ngapain ? Berdo'a ( cieeh... ), kalo bete-nya udah di level advance. Jalan seharian, kabur dari rutinitas, ngobrol sama orang2 yang gak biasa ditemuin sehari2nya, nah kalo yang ini di level general bete. 4. gampang nangis ? Gampang banget, kalo lagi ngiris bawang. 5. loe ngerasa dewasa gak ? Berasa banget, apalagi kalo ngadepin orang2 'dewasa' yang berpikiran 'kekanakan'. 6. kapan terakhir marah ? Barusan, gara-gara ada banyak semut di deket meja gw, padahal udah disemprotin pake Baygon sama OB kantor gw tapi ada lagi ada lagi. Pas gw semprot pake Mortein, eh ilang lho. Nah gw marahnya lebih karena Baygon kok gak ngefek dibanding Mortein, padahal gw loyal consumernya gituh. Kayaknya gw bakal jadi brand switcher deh...walopun orang sekantor tau gw males banget handle clientnya. 7. cara loe manjain diri loe ? Tidur 8 jam sehari, bangun jam 5 buat sholat subuh trus jogging disambung sarapan pagi yang enak, sehat tapi gak terlalu mengenyangkan, abis itu fitness ato low impact aerobic trus lanjut luluran, mandi uap, mandi susu, creambath. Makan siang sama best friends, ngobrol2 omong kosong sampe yang omong isi. Nonton film di 21 yang baru tapi sendirian ajah, ke QB sebentar. Trus pulang, mandi, dandan, janjian sama cowok paling keren dan paling oke diajak ngobrol. Dijemput trus fine dining with fine music. Trus...Trus... ( mimpi kali yeee.... ;D ) 8. pernah nyakitin diri sendiri ? Pernah. Ngegoblok-goblokin diri ndiri gituh gara-gara ada satu stupid thing yang kejadian di gw. ( itu termasuk nyakitin diri sendiri khan ya secara verbal ? ) 9. hobby loe apa ? Ciuman, LOL... 10. olah raga fav loe ? Jalan kaki, lari, sit up ( tapi yang terakhir mah dah jarang gw lakuin ). 11. olah raga yang loe benci ? Renang lah yaw! gw suka ngeliat aer tapi gw gak suka nyemplung di dalemnya. 12. kalo dilahirkan kembali, milih jadi siapa ? Jadi gw lagi. 13. loe orangnya optimis atau pesimis ? Gw optimis hyperealistis. 14. motto hidup loe ? Apa yaa...taglinenya gw mungkin menembus ruang dan waktu? he3... sounds like *...* Gak ding, motto gw : coba untuk bersikap biasa walaupun lo mengalami hal2 yang tidak biasa atopun luar biasa. 15. single parent ato parents ? Parents laaah, walopun single parent bukan hal yang menakutkan. 16. backstage ato on the stage ? Waaa, susah nih. Kadang2 gw lebih baik ada di backstage tapi ada kalanya gw harus bisa on the stage. 17. ambisi ato ambisius ? Emang bisa orang hidup gak punya ambisi ya ? ambisius tuh perlu yang penting tetep inget Tuhan. 18. menikah cepat ato karir dulu ? Menikah dong. Tadinya dari SMA pengennya dah merit... lucu aja gituh punya anak kecil. 19. musisi lokal fav loe ? Sekarang mah Ariel - peterpan kaliii.... dulu mah Iwan fals. 20. lagu fav loe sekarang ? Kalo lokal gw lagi suka sama Kangennya Dewa ( hehehe ). Kalo interlokal eh barat maksutnya, gw lagi suka lagu She yang soundtracknya Nothing Hill itu sama If you're not the one.

Saturday, October 08, 2005

short story 1

-suatu siang-
terlalu riskan senyum terangkat
bersemu pipi merah jambu
secanggung sorot mata itu
( sepasang mata liar )
seakan menelanku bulat-bulat
----

-sebelum aku pergi-
sehabis gerimis sore tadi
ada selembar cerita
kutitipkan padamu
sebelum akhirnya aku pergi
dengan sekeranjang cinta...
di tanganku
----

-ada-
ada yang tidak akan terlupa
tentang sebuah perjalanan
yang sudah kau tunjukkan
meski belum sampai
kita melangkah ke tujuan
----

Friday, October 07, 2005

"just don't be afraid to work with the best!"

"The best people can be difficult.
They are single-minded.
They have tunnel vision.
That's what makes them good.
They are reluctant to compromise.
They can be intimidating, especially to the young,
but if you approach them with an attitude
that you want to do something well,
they will respond positively.
Because they want to do something well too.
And if you are clear about what you want
and strong about getting it,
though there may be arguments,
they will respect you ( if not at the time, afterwards -
I didn't say it was going to be easy ).
The chances of you coming away with a superior job is not guaranteed,
but it's greater than if you had work with
Mr/Mrs Average Nice Guy".

*nice talk at that moment. it keep my passion alive...

Thursday, October 06, 2005

Antara aku dan Dia

Nyaris tidak terpikir olehku semula.
Bahwa suatu saat aku mesti berada di hadapanMu...
penuh tafakur.
Dan betapa karenanya aku mesti bersyukur.

Assalamu'alaikum, ya Rabb...
Inilah aku,
mengetuk-ngetuk pintuMu.
Betapa aku mesti bersyukur,
atas semua yang terlimpahkan.
Betapapun dosa dan kealpaan telah senantiasa kubuat juga.

Inilah aku,
menghadapi begitu banyak coba.
Masih berharap jalan akan tetap lapang,
selalu dibukakan.
Biarpun sering aku tertabrak,
atau malah menabrakkan diri.
Betapa aku mesti bersyukur.
Untuk Kau selalu ada.
Di sini.
Besok aku ingin bertemu.
Bertamu di depan rumahMu.
Terima aku.
Itu saja.

Tuesday, September 27, 2005

my movie story

Semalem ke TIM, jadi inget jaman dulu sering maen ke sana.
Bukan nongkrong gak jelas tapi semata demi 'barangkali ketularan ilmu' gituh.

Cinematography.
8 tahun yang lalu, 1997.

Dari SMA dulu pengen banget masuk ke IKJ jurusan cinematography tapi gak kejadian.
Waktu maen sama beberapa anak cinemato IKJ sempet iseng ikutan proses bikin film pendek buat tugas akhir salah satu temen.

Ceritanya tentang satu orang cowo' yang nyolong jemuran trus dikejar orang sekampung tapi berhasil lolos dan baju hasil labaannya itu dijual buat beli obat buat bapaknya yang sakit2an dalam durasi 30 menit.

Buat gua saat itu, seharusnya film itu cukup bisa mancing emosi: ya marah, kesel, sedih, mengharukan sekaligus kocak. Gua gak terlalu berkesan sama hasil akhirnya tapi lebih ke proses bikinnya.

Kameranya handheld yang saking asiknya megang kamera, si cameraman yang juga merangkap sutradaranya jadi heboh karena mesti lari sana sini, goyang kanan kiri dan begitu kita preview banyak gambar yang gak fokus dan dia sembunyi di balik alasan "biar berkesan riil".
Belum lagi banyak scene ( terutama di adegan kejar2an ) yang menggunakan teknologi digital yang di-blow-up hingga semua warna pecah dan buat orang lain yang ngeliat, katanya sih, bikin sakit mata. Sementara buat kita yang bikin, bilangnya: ini khan film eksperimen.

Gak cuma eksperimen dengan kamera saja tapi juga di proses editingnya, temen gua itu jadi pusing sendiri sama stock shot yang ada karena banyak yang kontiniti framenya kalo digabung malah gak smooth dan akhirnya dia came up dengan solusi jitu: jump editing.

Waktu semua sudah selesai dan kita tonton bersama, gua cuma bisa bilang, 'treatment filmnya rada aneh'.
Temen gua bilang, 'ini namanya film indie, gaya aliran Dogme!'.
Gua cuma bisa ngangguk sok ngerti, tapi gua gak tahan buat komentar, 'dogme atau doggie buat gua mah yang penting ceritanya'.
Temen gua cuma ketawa lepas, 'ini film art and you just don't get it'.
Yeah..yeah, right! Nice try to feel guiltless, friend.

Dan sialnya gua baru tau belakangan kalau yang namanya film indie itu bukan masalah film goyang atau cerita nonsens dengan efek di mana-mana.
Tapi ternyata lebih tentang jalur distribusi yang gak melalui distribution companies yang besar dan film indie juga bukan berarti melulu memajang nama satu orang yang merangkap sebagai producer, sutradara, penulis, dop, art director, editor dan seterusnya.
Dan sekarang banyak orang yang sering muji atau malah nyerca sebuah film bukan lebih ke content cerita tapi lebih ke label: Indie? Art Movie? Commercial? atau Cult Movie?.
Seperti comment temen gua yang cewe' waktu gua mau muter film Amelie di rumah, dia males dan bilang, 'mending nonton The Saint, keren atau ini aja nih...Cinta Silver daripada Amelie, gak komersil'.
Dezzzzzigh!!!

Saturday, September 24, 2005

...and anything about you

# you no 1
you
lonely star
shiny one
where have you been?
let me pick you tonight
lighting up my dreams
stay
until the morning comes


# you no 2
one color
one conclusion
-you


# you no 3
it must be a gift
everytime i hear your name
i seem to see whole you
it must be a gift
i feel completely at peace
when i'm near you

Don't Take No For An Answer

You know what,
one day we had been pitching for a sizeable and important account.
We were in competition with 3 other big companies.
For almost three weeks we worked on our campaign.
Then at 5 pm one Wednesday evening we were told we were not on the shortlist of 2.
The Client gave reasons why.
Normally we say, well tough, on to the next one. Not this time.
I went to our chief executive and said,
'Call the client to tell him that we have another campaign prepared. Say you'll be in his office with it at 9 am tomorrow morning'.
We didn't have another campaign.
But by 8 am the next morning we had a completely new concept addressing the negatives he had found in the first one.
At 9 am it was presented.
On Friday evening we heard we had won the business.
It was a good weekend.
....


*story told by one of the very known CCO in Jakarta.

Thursday, September 22, 2005

You are what you wear

Dalam sebuah meeting antara saya, 3 orang dari EO dan klien di sebuah ruangan departemen pemerintahan yang ngurusin masalah olah raga dan pemuda, duduk di depan saya si klien dengan kemeja putih yang lengannya digulung 2 atau 3 lipatan dan celana jeans abu-abu...yang umurnya masih terbilang muda -sekitar 35an dan tidak lebih- untuk posisi dia yang cukup strategis di sana, mukanya mengingatkan saya dengan Roy Wisnu.
Dengan tampilan seperti itu, menurut saya, dia sangat tidak sesuai dengan image pegawai pemerintahan yang seperti saya bayangkan.

Beda dengan orang yang ada di sebelahnya, klien juga, tapi BUMNnya terasa banget, umurnya lebih tua tapi tidak lebih kalem dari si'Roy'. Sepanjang meeting dia lebih banyak mengangguk ( gak tau tanda mengerti, tanda setuju atau malah ngantuk ) dan sibuk dengan handphonenya.

Terus terang, dari awal meeting sampai akhirnya kami berdiri dan bersalaman, hanya sedikit pembahasan yang masuk ke otak saya. Untungnya saya punya seorang teman yang rajin mencatat semua yang ada tadi, jadi saya bisa nyontek sama dia.
Hilangnya konsentrasi saya karena 2 hal, satu karena saya salah kostum dan terganggu sama klien yang tua tadi karena sering interupsi hanya untuk mengangkat panggilan telepon dan alert tone smsnya.

Salah kostum?
Iya, tadi sebelum datang ke meeting ini saya habis menghadiri acara kawinan dan secara mendadak meeting yang harusnya jam 4 sore dimajukan ke jam 2, otomatis saya gak bisa balik ke rumah buat salin.
Yang ada saya datang dengan tetap pakai baju pesta.

Sebenarnya sih gak pesta-pesta amat, masih bisalah untuk meeting formal -celana panjang hitam sama atasan coklat tua- tapi ini khan hari Sabtu dan lebih ke diskusi bukan presentasi, dan yang paling bikin saya agak nggak comfort adalah baju saya yang super V neck.
Walaupun the way I wear it was not so provocative tapi tetep saja saya gak bisa complain ketika sesekali saya nangkep basah mata klien melihat ke arah dada saya.
Huh! Tapi saya khan gak bisa nyalahin mereka secara yang pakai baju seperti itu adalah saya.
Susah buat saya waktu itu untuk menjaga tetap stylishly professional.
And I did that for almost 2 hours.
Damn.

Setelah meeting selesai, kita -orang EO dan saya- mampir sebentar ke sebuah cafe di Taman Ria.
Teman saya ngetawain saya sekenceng-kencengnya di sana.
'Puas ya lo pada, gua mati-matian jaim biar gak dianggap mengundang'.
'Tapi khan ada hasil, Ca...buktinya ide lo buat nambahin content acara disetujui. Itu artinya incoming money for us', kata temen saya.
'Sumprrrit, sama aja lo anggep gua jualan bodi', bete abis.
'Tuh kan langsung marah. Lo tuh ya, maksud gua gak gitu laaah... biarpun lo pake baju kayak gini tapi kalo lo gak ngasi suggest sebagus tadi tetep aja gak akan menghasilkan. Tapi belum tentu juga si klien bakal mau ngedengerin lo kalau lo pake baju yang funky casual seperti maunya elo misalnya. You are what you wear lagiiii....
The way you dress mesti juga masuk ke circlenya klien. Karena gua percaya sama istilah you throw peanuts then you get monkey, lo mau dapet account gede tapi dengan performance lo seenaknya gitu... yaa mana mungkin'.
'Terserah lo deh, pokoknya abis ini temenin gua ke PS buat beli kaos'.

Dari sana kita ke Plaza Senayan.
Saya beli kaos tangan panjang warna biru dan langsung ganti saat itu juga.
Saya nggak mau salah kostum lagi, saya masih harus pergi ke acara teman lama yang bikin farewell party di rumahnya dan yang datang kebanyakan ibu-ibu pengajian, karena dia salah seorang pengurus yayasan muslim cendikia.

Selesai semua acara saya pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan saya teringat tentang you are what you wear tadi.
Buat saya mendadak kalimat itu mempunyai dua sisi tajam. Satu sisi lebih kepada kita pribadi dan sisi lainnya lebih kepada bagaimana orang menilai kita.
Yang satu mengekspresikan jati diri dan yang satunya lagi mencerminkan citra diri kita di mata orang lain.
Keduanya buat saya penting karena selayaknya mata uang yang punya dua sisi tapi tetap senyawa.
Penting karena wajib hukumnya buat tetap jadi diri sendiri sekaligus tetap memperhatikan penilaian orang.
Sekeras apapun kita bilang tidak mau dan tidak peduli dinilai tapi di bawah alam sadar kita sebenarnya penilaian itu mempengaruhi kita sedikit banyak.
Seharusnya itu bisa lebih mempertajam sensitifitas karakter kita.
Dan saya jadi berpikir, saya lebih cenderung ke sisi yang mana ya waktu di ruang meeting tadi?
Hmmmpph, capek juga mikir.

Friday, September 09, 2005

A Walk In a Tunnel

Kata orang foto berbicara lebih dari seribu kata.
Tadi saya melihat banyak sekali foto dari satu orang yang sama.
Dengan banyak sekali ekspresi tentu saja,.. dan banyak setting.
Hitam putih dan warna tapi sekarang sepertinya jadi abu-abu.
Abu-abu karena masih belum jelas mau ke mana,
ke hitam atau ke putih.
Saya melihat foto Dede.. musuh lama saya yang justru memberi saya beberapa inspirasi sebelum pada akhirnya saya dan Dede tidak lagi berdiam sapa.
Foto yang begitu hidup dan bercerita.
Saya juga lihat Dede tertidur.
Bukan di foto, tapi sungguhan.
Tidur yang kekal.
Tapi itu cuma fisik, saya yakin.
Secara spirit Dede pasti masih ada.
Mungkin sekarang lagi berjalan dengan dituntun malaikat,
seperti yang Mas Ebe bilang tadi:
walking in a tunnel.
Silent and dark tunnel.
Sampai nantinya akan sampai di suatu dimensi yang ringan dan peaceful.
Dimensi di mana akan terjadi banyak conversation seputar apa yang sudah dilakukan selama hidup sambil sesekali ada theme song story of lifenya.
Dimensi yang painless.
Dimensi yang tidak terbatas.
Yang menjadi persinggahan sebelum pada akhirnya ke sebuah tempat akhir.
Yang hitam...
atau yang putih tadi.
Have a peaceful sleep, friend.
Maaf karena tadi saya tidak menangis.
I wish I was a prayer expressing what I mean...
Have a nice walking there also.
May God loves you more.

*last pray for Dede and thanks for Ebe sharing the experience.

Wednesday, September 07, 2005

homeless

kamu
kamu
kamu
kamu
kamu
kamu
kamu
di mana-mana kamu
terjaga maupun terlelap
selalu kamu,
terus aku di mana?

Kid's World

Anak kecil dan dunianya
Adalah kelereng kaca
Berwarna-warni
Bergulir ke sana ke mari
Di lantai yang polos

Anak kecil dan dunianya
Adalah gasing yang berputar
Di tanah membuat garis dan lingkaran
Jelas dan tegas

Matanya seolah bertanya:
Inikah garis yang membuat jalan?
Ataukah lingkaran yang membuat batas?

Anak kecil dan dunianya
Adalah suatu kebahagiaan
Yang menyinarkan jalan yang lapang

Aku yang berada di hadapannya
Ditatap dengan mata yang tak kenal batas

*dedicated to Ulan and Q la.

Wednesday, August 31, 2005

birthday wish last night

( 'ssshh, just make a wish!' said someone )
Hmmmm.
It's really not so simple as one two three.
But it's not quite hard allright too.
What I think is a reflection of my attitude.
And my thoughts and attitude influences my action.
And those things predisposes the quality of my relationships.
So think positive, noble, wholesome thoughts about people!
Because kindness begets kindness.
So may I be more sensitive and open to people,
being less judgmental and more accepting,
willing to try new things so as to grow in knowledge and wisdom.
So I can live more fully and love more dearly.
....
Amin.

lahir untuk lahir

di rahimmu
aku bermain di luar benih laki-laki
belarian memburu kupu-kupu yang mencuri keindahan
dari taman kita
aku merasa gaib
di sepanjang oase yang hilang
rumput telah terbakar gesekan matahari pada tanah
api melambangkan kesunyian sendiri-sendiri
malam kulepaskan dari tali pusar
begitu saja
dari rahimmu
kubiarkan menangisi masa kanak-kanak
yang tak sempat lagi terjenguk
karena masa telah melahirkan berjuta-juta ibu
untuk bermilyar-milyar bayi:
dan akupun menjadi dewasa
karena rahimmu
aku menemukan zaman berbatu-batu
dan sujudku tiba-tiba menjadi masjid
aku mengaji di dalamnya
hingga melahirkan dan dilahirkan kembali

Friday, August 26, 2005

hawa pun pergi

Kemarin sore, got the news from ibu :
'hawa jadi pindah besok...langsung dibawa ke Cilegon'.
Cuma sempet ngobrol sebentar sama hawa, gak lebih dari 5 menit, itupun kebanyakan dengerin dia nangis.
Iya, nangis.
Bukan.
Bukan karena sedih gak mau pergi dan tinggal bareng keluarga barunya, tapi karena dia gak bisa ada bareng aku tanggal 29 besok.
Sedih karena gak bisa tidur bareng buat terakhir kalinya.
Keburu sedih duluan karena belum sempet cium Ulan dan Q la.
Padahal kita janji tidur bareng karena pasti Ewin gak akan ada malam itu.
Hawa berhenti nangis.
Iya, berhenti nangis.
Waktu aku bilang suatu saat nanti kita pasti bisa bareng lagi secara fisik dan masih akan tetap selalu nge-link secara batin.
'hawa pergi saja, tapi jangan bawa tangisan, dititipin saja dulu sama ibu tangisannya',
itu kata aku sebelum sambungan terputus karena sinyal jelek di Cipularang.
Hawa pun pergi.
Tidak telepon lagi.
Sampai sekarang.
Tapi kenapa semakin dekat rasanya...
Ya, pasti dekat.
Karena masih sama-sama di dunia samsara.

hawa pergi

hawa pergi mengiris perih tetap saja batin tidak menangis dan darah di nadi tetap membeku keras... duka sudah karatan hanya bisa tersenyum sedih hanya bisa bertanya pada angin ke mana lagi cinta pergi? dan tuhan pun tidak memberi tahu sesungguh sungguhnya pedih tapi tidak lagi bisa dirasa ingin sekali bisa bicara pada siapa? tuhan saja tidak lagi mau ngobrol *hope you always be good out there... be a nice girl, still can come to me anytime you like

Tuesday, August 23, 2005

narasi akhir waktu

Jika tirai telah turun dan tertutup
saat itu juga lenyap segala
yang semula tergelar di pandangan mata
: panorama indah, tanah yang hijau, pepohonan rindang
alam yang makin porak poranda
dengan orang-orang yang bahagia
ataupun kecewa bersamanya

Orang-orang tua adalah para pendahulu
yang telah melahirkan keluarga dan keturunan-keturunan
di tengah lahan kehidupan yang kian pahit dan getir
dengan kegembiraan yang saling bergantian
kemudian mereka sendiri menjadi
orang-orang yang rentan
yang merasa asing dan kesepian
di tengah-tengah orang-orang yang mereka lahirkan

Apakah artinya kehidupan ini
dengan matahari, angin dan hujan
siang pun terkadang gelap seperti malam
dengan maraknya api di hutan-hutan
dan hati yang terbakar
karena benturan kepentingan yang dikejar-kejar
orang-orang yang bersahabat kini menjadi
lawan yang berhadap-hadapan
dan anak-anak yang dilahirkan pun
membantah orang tua dan guru-guru mereka
dengan seribu alasan

Apakah tirai yang tertutup yang sebentar lagi akan terbuka kembali
akan mempersoalkan untuk apa keringat atau air mata mesti mengalir
jika yang menang pun akan kalah suatu ketika
karena kebenaran ada di antara ketidakpastian

Adalah orang-orang muda
yang makin menjadi dewasa
dengan tangan-tangannya yang ringan
dan kepala yang dingin
diharapkan dapat menjawab
segala tanda tanya dan kepahit-getiran
sebelum langit runtuh
dan semuanya serba kehilangan....


*hasil ngobrol semaleman sama ayahku tercinta...

Friday, August 19, 2005

lahirlah bulan

setelah habis keriaan
berhias kemilau kuningnya janur
di sini kita
kau
dan aku
tanpa batas ruang
apalagi waktu
hanya ada wangi bunga melati
yang dihirup bersama
menjadi satu nafas
putihpun menjadi merah
merah
membara
terbakar
panas
seperti kawah gunung
dan lahar mengaliri lereng bukit
malam itu
lahirlah bulan

*for vera who just got married...
may God give you wonderful angels.

Thursday, August 18, 2005

INSOMNIA

MATAKU MASIH BELUM TIDUR LAGI
RAGA MASIH BANGUN
PUN DINI PAGI
PUN BULAN MENYIPIT
INGIN SEKALI RAIH MIMPI
TAPI TIDAK JUGA TERHAMPIRI
APA KARENA AKAL MASIH SAJA BERPUTAR?
BATIN MASIH BERCENGKERAMA?
KEMANA KANTUKKU TADI?
MAKIN TERSESAT SAJA AKU
DALAM HITUNGAN DOMBA-DOMBA
MIMPI MAKIN JAUH DARI MALAM
BENCI AKU PADA PAGI
SELALU MENCURI MIMPI-MIMPI

.....
heks...whuaa...gak bisa tidur.
knapa yaa?
perasaan lagi gak knapa-napa, lagi gak ada yang dikerjain juga gituh.
apa gara-gara abis dari solo seharian ini sampe-sampe antusiasnya masih blum ilang?
antusias? masa' seh?
rasa-rasanya gak juga...apa yang menarik dari solo selain jajanannya yang murah banget?
sangat so so...biarpun nyokap dari sana tetep aja gw gak pernah bisa betah lama-lama di solo.
rasa-rasanya time stop ticking di sana, pantesan katanya riset MRI yang nyari tau kota mana yang paling rendah tingkat stressfullnya sehingga membuat umur-umur orangnya lebih lama itu keluar no satu kota solo.
yaaa iya laaaah...pantesan ajah, everything running so slowly over there.
tapi buat gw mungkin kondisi low res kayak gitu justru bikin gw stress kali yee...
whhuuaaaa...males banget deh ngebahas solo hari gini.
mau tiduuuur tapi gak bisa-bisa!!!!!

Tuesday, August 16, 2005

antara saya dan bunga

Hidup itu seperti bunga,
segala yang mekar untuk kemudian satu per satu
ditiup dan dilupakan waktu.
Seperti William Blake bilang :
'bunga adalah kekekalan yang sekejap'
Begitu juga hidup, khan ?
Kebahagiaan yang dirasa cuma sementara.
Berakhir persis pada saat ia baru dimulai.
Seperti bunga, khan ?
Yang hidup untuk kemudian mati,
yang jadi pelambang
dari segala yang kelihatannya sia-sia.
Seperti masa muda, kebebasan atau malah cinta hingga kematian.
Bunga itu memang seperti hidup,
yang selalu dibatasi waktu.
Dan sayapun kadang merasa seperti bunga...
yang menjadi mekar dan harum,
untuk kemudian pada akhirnya mati oleh waktu.

monolog hujan ketika seorang laki-laki tidur

baru saja Kau hujani malam
aku telah menjaga tidurnya
ia pun menjadi laki-laki yang sederhana
bagi keresahanku yang panjang

jika kelak ia bukan kekasihku, Tuhan
matikan aku pada rasa cinta
pintu yang tertutup kulupakan mengetuknya
dengan tidak menyesal, biarkan aku bersedih
mengemasi rontokan waktu saat merasa sayang

kelak, andai ia harus menghilang dari hidupku
pindahkanlah matahari pada setiap rumpun bunga
dari hidup yang menjadi dingin karena hujan
kutuntut rahasiaMu
bagaimana agar tak panas menjadi kayu dibakar api

Tuhan
kuyakini
hujan pun mampu kuhangatkan pada hidupnya

Thursday, August 11, 2005

The Book

My friend came to my house last night with a book on her hand.
My eyes were attracted by a provocative book cover.
It's little bit naughty.
Once I picked up the book, voila!
"The Best American Erotica 2003".
I flipped it cover, read the back cover, and was proved right.
The sex topic has here been so interestingly, creatively and marveleously package.

'straight, bisexual, or gay; dominant or submassive; kinky or just curious, you're sure to be turned on by the steamiest Best American Erotica ever' - Quote from Susie Bright.

I read the book instantly.
Basically, this book is compilation of erotic short stories written by well-known authors such as Jill Soloway ( remember HBO's Six Feet Under ? ) and Chuck Palahniuk ( Fight Club ).
When I say erotic stories, I really mean SEX; heavy duty bondage and leather, ivory and ebony mixes, young and old, fisting and plenty more besides.
Stuff that is guaranteed to cause arousal, whatever one's sexual orientations are.

The book starts with an introduction and Q&A with the Best American Erotica authors but I didn't waste my time with that and jumped directly to the main course.
The first story 'The Baby Sitter' is about a cheating husband who gets busted by his wife while doing the baby sitter ( did I mention she's young and blonde ? ).
Obviously she is soon replaced by a five foot ten girl, weighing close to two hundred pounds with a Mohawk haircut and six earrings. This time the wife has all the fun.
But my favorite tale is written by Mel Smith and is called, 'Nasty'.
It's about gay stories, hmmm...it's so sexy.

Over all, the book has succeeded in showing me that speaking about sex is not something to be frowned upon. It is a natural feeling and need that is shared by all of God's creatures.
However...as human beings, we can all choose our own methods and modes of sexual expression.

Wednesday, August 10, 2005

little note in the morning

Tadi pagi ketika melintas di jalan raya,
dan harus berhenti karena macet atau nyala lampu merah,
selalu kaca mobil diketuk peminta-minta jalanan.
Dia akan terus mengetuk sampai kita memberinya uang receh,
dan berlalu ketika kita diam membatu seolah dia tidak ada.

Sampai kantor, kadang kebanyakan kita langsung nyelonong ke ruangan
tanpa peduli staf di front office
atau office boy dan satpam yang kita lewati.

Kebanyakan dari kita tidak peduli dengan tatapan mereka,
yang sebenarnya hanya berharap kita menoleh dan melepas senyum
-sapaan saja seringkali menjadi hal yang mewah bagi mereka- sehingga berharappun mereka enggan.

Begitulah, kita anggap semua berjalan baik-baik saja.
Karena tidak ada persoalan yang muncul akibat kebiasaan dan rutinitas kita itu.

Tapi tahu gak seh ?
Bahwa perlakuan kita di traffic light sudah membuat beban psikologis peminta jalanan itu kian menumpuk?
Beban karena tidak diberi, ditambah dengan sikap kita yang seolah mereka tak ada.
Boleh saja kita tidak memberi uang tapi sebenarnya kita tetap bisa meringankan beban mereka dengan memberi seulas senyum, bahasa tubuh atau bahkan ucapan yang menyejukkan.
Tentunya itu akan membuat mereka senang, ada keyakinan dalam hatinya bahwa masih ada orang yang menghargai keberadaan mereka sebagai manusia.

Ungkapan verbal berupa sebuah kata juga senyuman sebagai ungkapan empati adalah little stuff buat kita tapi besar artinya bagi mereka.

Dari sini saya tahu, apa yang salah ketika banyak orang mengeluh oleh dunia yang makin tidak ramah,
hidup yang keras, hari-hari yang panas.
Ternyata sikap abai kita terhadap little stuff tadi memberi andil atas terciptanya situasi itu.

Coba bayangkan indahnya dunia ketika semua orang tergerak untuk menunjukkan simpati, solidaritas dan rasa sayang.
Tanpa harus disembunyikan dan ditutup-tutupi.

Seperti kata orang bijak, seulas senyum dan sapa hangat akan mencerahkan sebuah hari.

Tuesday, August 09, 2005

couple glasses of wine

Beberapa waktu lalu gw sempet dinner sama ex rekan kerja. Ber-4an di suatu tempat di daerah Thamrin.
Bukan fine dining, just fine sharing, I think.
Senangnya, beberapa gelas merlot dan shiraz masuk ke perut gw. Salah seorang teman bilang gw mabok karena dia ngeliat gw mulai cuek nyela dan ngasih comment tajem tentang seseorang yang lagi kita bahas.
Gw ngotot bilang ngga'.
Ngga' mabok.
Emang ngga' koq.
Gila aja kaliiii....cuma 4, 5 ( atau 6 yaa ? ) gelas wine bisa bikin mabok ?
Khan bukan tequila ?!
Sayangnya aja gw gak mabok....padahal pengen juga sekali-sekali gituh bisa jadi orang jujur.
Lho ? Hubungannya ?
Iyyyaaa....gw suka bingung kalo ada orang yang bilang mabok itu gak bener, gak beres.
Padahal kalo dipikir-pikir cuma saat mabok loe bisa lepasin semuanya, bisa ngomong jujur sejujur-jujurnya. Orang jujur khan bagus.
Tapi kelakuan loe bisa jadi beda, jadi ancur kalo lagi mabok, kata teman gw.
Iyyyaaa lah, pasti beda....ancur gak ancur khan relatif. Lagian masa' orang mabok efeknya jadi kalem, jadi ja-im kaya' puteri Indonesia, percuma bayar mahal-mahal buat mabok kalo efeknya kaya' gitu.
Kalopun gw nyela, itu bukan gara-gara wine-nya.
Tapi emang karena orangnya pantes dicela.
Bukannya mau ngomongin orang.
Tapi emang bagus dianalisa kasusnya tu orang.
Semata-mata biar loe semua termasuk gw, gak jatoh di lubang yang sama.
Itu kata gw.
Ah, loe mabok kaliiii....soalnya loe gak pernah ngomongin orang kalo kondisi loe lagi sadar, teman gw ngebantah lagi, keukeuh nyalahin wine yang beberapa kali refill di gelas gw.
Dasar, loe aja sirik karena loe gak bisa minum beginian.
Loe aja yang takut mabok.
Mabok minum.
Tapi loe sebenernya sering mabok yang lain. Yang efeknya jauh banget dari yang namanya jujur.
Loe mabok produk-produknya Furla sama Mango.
Loe mabok sama cowo' selingkuhan loe.
Loe mabok dikerjain sama kerjaan loe.
Loe mabok dan loe mesti bohong sama perasaan dan pikiran loe.
Loe mabok Furla dan Mango biar loe dibilang ngikutin trend, sebenarnya loe sayang juga khan ngeluarin duit segitu banyak cuma karena pengen dapetin pujian dari orang.
Loe mabok kepayang sama selingkuhan loe padahal loe tahu itu cuma fatamorgana, berasa deket padahal gak sebenar-benarnya eksis.
Loe dibikin mabok sama pekerjaan loe dan loe be-te tapi loe jalanin juga dengan mengumpat-umpat persis kaya' loe bilang gw begitu kalo gw lagi mabok.
Loe, minum gak minum juga mabok.
Mending gw, cuma mabok kalo lagi minum doang.
Inipun gw merasa masih belum mabok-mabok amat.
Nah, loe mulai mikir khan ?
Hitam putih.
Baik buruk.
Kanan kiri.
Akal sehat loe mulai berotasi.
Tangan loe mulai mengambil gelas wine gw yang tinggal sedikit isinya.
Loe teguk.
'Mbak, saya minta ditambah yaa...?' kata loe kepada waitress yang berdiri terus di ujung pintu ruangan privat itu.
Cheers.
Then we laughed together.
We end dinner.
Dear my friend, gak ada sesuatu yang bathil di dunia ini.
Semuanya baik dan akan menjadi benar selama loe bisa memaknainya dan makna itu bisa membuat loe menjadi lebih berkualitas, syukur-syukur kalau loe bisa share ke orang di sekeliling loe.

time off

don't be angry, please...
I just try to find an easier way
to get out of our little problem
yes, little problem that never end
not because we never tried to solve
you did
I did
we both keep searching a way out
something to work hard at I guess
and you'll never give it up
( that's something I love so much about you )
but I almost
now, I need sometime off
I'm okay
will always be okay
don't worry, dear
I'll see you when I get back
believe me

Wednesday, August 03, 2005

waiting...waiting...waiting...for presenting something to someone acting like 'orang penting'

kita yang pertama tiba
melangkah dengan masih membawa sisa malam di mata
...malam gratis tanpa mimpi bahkan lelap
dengan konsep dan muara ide dalam format kertas dan digital
dalam kerangka mempengaruhi pikiran dan kebiasaan orang
dan
sampai di sebuah ruang besar tanpa makna
ruang transit
untuk fisik, pikiran dan rasa yang mungkin terlelahkan
menunggu
menanti
berharap gemerlap warna-warni cemas terbayarkan
berupa senyum di lingkaran wajah
kepuasan akan karya
dari rekan kerja sama
tapi, tunggu dulu...
masih belum,
detik ke menit
menit ke jam
dari pagi sampai matahari tepat di atas kepala
bikin ubun-ubun terbakar
bukan
bukan gara-gara mataharinya
lebih ke waktu sia-sia terbuang karena ketidakpastian
(walaupun gw penganut "emang ada sesuatu yang pasti selain ketidakpastian di dunia ini ?")
pintu terbuka...
masih belum
belum selesai
tunggu saja dulu
dari pada menunggu di ruang mati
mending ke ruang penuh kehidupan
makan saja dulu
menyambung tenaga, mengisi kekuatan
untuk kemudian menunggu
lagi
lagi
lagi
....
kini waktunya,
sebentar, waktu
kita kembali lagi
dejavu
tapi matahari sudah di sisi satunya lagi
pintu terbuka
lebar
dan kosong
sampai Bapak datang
mencairkan kemelut
antara ya dan tidak
presentasi diargumentasikan
eksekusi direboisasikan
diskusi
ide penetrasi
tapi sepertinya semua tidak berfungsi
Bapak pakai guna-guna
sehingga kita merasa semua tidak berguna
sukarela yang terpaksa
tidak diragukan lagi
kita harus, masih tetap kembali
Bapak dan kita bertukar selamat sore
dan banyak sekali terima kasih
( buat apa ? buat Bapak karena sudah menjalankan fungsinya sebagai Yang Maha di sana ? )
pintu terbuka
kita keluar penuh sepenuh jiwa
dengan bekal sedikit kepastian dan banyak sumpah serapah
sebagian besar kita tidak kuasa menahan
bertukar kepala
bertukar perasaan
menyatukan nasib
nasibmu
nasibku
nasib kita
tiba-tiba selesai sudah untuk hari ini
hari ini saja
masih banyak yang harus dimulai lagi dari awal
besok terletak di depan kita
yang hari ini kita pungut saja sambil memejam mata

Monday, August 01, 2005

PERDANA

hmmm,
gimana rasanya ya punya blog ?
inikah rasanya ?
belum tau mau curhat apa...
tapi serba pengen ngeluarin isi kepala, isi hati.
kayak layangan, mesti tarik-tarikan...
antara angin atopun layangan lain.
serba bingung, digini-in ato digitu-in.
tapi yang pasti,
gw punya area ndiri yang gw harap bukan cuma sekedar jadi tempat sampah gw.
tapi lebih kaya' cermin,
yang kalo gw liat berulangkali bisa menimbulkan inspirasi
ato bisa bikin gw lebih mawas diri.
itu aja.