Saturday, October 21, 2006

jum'at kesumat...

Aku bahkan lupa ini hari Jum'at, karena rasanya seperti bukan hari Jum'at biasa yang kemarin-kemarin tersinggahi kurun waktu kerjaku.
Hari ini begitu ringkas mengingat akan ada banyak hari yang dijajaki tanpa mataku menuju padamu kendati hati saling silang.
Pikiranku gelagapan karena jeda perjalanan cerita dunia kita.
Absensi membendung kata yang justru sering tak bertutur namun tertuntun runut dan terus menerus memenuhi ruang batin hingga menyiramkan wewangian manis lagi lembut.
Terus terang aku sungguh tak tau apakah bisa benar-benar berlibur dari penggalan cerita warna-warni yang bahkan belum sempat terbaca halaman demi halaman.

Dan ini hari Jum'at. Sebentar lagi menyeret aku laksana kilat mengantarkan ke sebuah tempat yang diam tanpa terang bahkan setitik lentera pun tak berkenan.
Meninggalkanku di sana seorang diri, meneteskan impian dan meluapkan imaji dari banyak kisah yang belum terlakoni.
Membayangkannya saja sudah membuatku letih terbebani rindu yang ganjil.

Hari pertemuan masih jauh, melewati semak belukar yang memiliki jarum di setiap tepian daun kecilnya dan siap menusukku walau kutau kamu yang akan berdarah, menyisiri tepian bebatu panas yang dalam sekejap memerahi telapak kaki dan kutau kamu yang akan terkuliti.

Tak bisakah hari suci kuhikmati sambil menuai gemerlap dari sinar wajah yang menyiratkan ketololan yang menggairahkan, hingga menambah hiasan yang melengkapi tubuh?
Semoga saja Jum'at ini dapat menculik kerinduan itu dan mengurungnya rapat-rapat dalam sebuah sel kecil tak bercelah lagi bernyawa.

Sampai suatu ketika nanti.
Semoga.

*happy ied...

Wednesday, October 18, 2006

keabadian semalam

Sepasang mata kecil yang bahkan tak menatap padaku telah menghisap luluh lantak cairan di jiwaku.
Menciptakan keheningan yang teduh.
Keheningan yang membisukan perasaan manusiawi.
Keheningan yang berasumsi.
Sementara ia tetap dalam kenaifan yang suci.
Dalam kotak bening itu, dunianya tercipta seketika di kepalaku.
Kepalanya, kepala mereka.
Kenapa kejernihan selalu melahirkan keheningan?

Sebuah raga baru berbalut perca putih telah memuralkan pikiranku.
Mencuri ruang kosong hari di sela-sela kesibukan yang maya.
Menempatinya sebagaimana memang mestinya ia berkediaman.
Dalam diam yang memporakporandakan keceriaan sesaat.
Sementara ia tetap ada di sana, di antara sela-sela itu, bergerak kecil namun cepat.
Balutannya membalut juga seluruh panca inderaku.
Darah pun terhenti.

Jiwa sebesar bumi dan langit itu ada di sini.
Di kubus putih penuh cahaya buatan.
Yang mengilat beberapa kali.
Ke arahnya.
Ke raganya.
Namun tak sanggup mengalahkan sinar matanya.
Yang bahkan tak pernah menatapku sampai bintang menyeret rembulan.
Pada mu kurasakan kehidupan.
Pada mereka kurasakan kematian perlahan.

Kurasakan energi maha dari kotak bening itu.
Yang kemudian beralih ke dekap hangat abadi.
Kuberanikan menyentuhnya dari jarak dua puluh senti.
Mencintanya lebih dari setubuh.
Seolah ia keluar dari ku.
Antara kita cuma ada tarikan dan hembusan nafas.
Diselingi lendir wangi dari bibirnya.


*inspired by Reyhan, bayi nyaris dua bulan di photosession semalam.

Wednesday, October 11, 2006

awal hari 11 oktober 2006

pagi sekali,
kupandang matahari jingga
tatap mataku menari di antara hampa dan isak
sering kubiarkan beribu coba menampar
berjuta duka membakar,
menyeret semua senyum
hatiku hanya bisa bisu
mengenang laluku
melihat semua itu, biru langit mencibir
walau begitu..
asaku masih belum mati
tapi mampukah matahari iringi citaku
sedang begitu banyak harap kutorehkan
dalam satu garis
yang tak mungkin habis

Tuesday, October 10, 2006

cinematherapy

males ngomong
males ngapa-ngapain
males bengong
males tidur
males weekend kemaren terobati sama film
windstruck
my life without me
brother sun sister moon
little man tate

siap menghadapi senin dengan lebih ceria...
halaaaah!!