Friday, November 28, 2008

Di sini, kita bertemu

Pertemuan sekelebat yang sepertinya akan berkepanjangan. Pertemuan milik kita.
Pertemuan singkat namun mendalam dan susah dicerna. Seolah waktu menyediakan wadahnya terus menerus.
Untuk hanya sekedar bertatapan. Pandangan yang sarat keinginan.
Keinginan berdekatan, sekedar menyentuh tangannya yang kasar karena aus tergesek stick golf, menghirup wangi samar tubuhnya, menikmati bersama asap rokok marlboro lights, bertukar tawa cerita diselingi ciuman kecil.
Keinginan yang menjadi berkepanjangan tanpa alasan yang pasti pun.
Alasan hanya semakin mematangkan rindu yang terus saja membuah.
Rindu meliurimu.
'Biar kukunci rindu ini di sini, sampai pertemuan selanjutnya' begitu mauku.
Tapi waktu tak pernah tau diri, selalu menghantarkan rindu terus menerus.
Terus menerus.
Pertemuan sekelebat yang sangat adiktif.
Sarat rasa tanpa harus bermakna.

Thursday, November 27, 2008

it is so you.. and it's so me

kamu menjauh dari aku
bukan, bukan aku.. tapi kamu
bagaimana bisa? kamu khan tau bagaimana aku ke kamu..
mungkin, tapi kamu tau aku.. aku tak mudah percaya
mesti gimana lagi? kamu gak mau percaya
bukan tak mau.. kamu tak pernah mau jujur
tentang apa?
kamu menciumnya
Hmm.. aku memang jalan sama dia
dan kamu menciumnya..
Hmmm, aku butuh.. karena denganmu aku gak bisa
dan kamu menyalahkan aku sekarang..
Maafkan aku
Tak apa, pergilah..
Kamu benar-benar mau aku pergi?
...
Kamu yakin kamu mau pergi dari aku?
Aku tak yakin, tapi aku harus
Kamu gak mau kasih aku kesempatan lagi?
Inginnya, tapi aku tak bisa
Jadi?
Sudahlah..

Wednesday, November 26, 2008

pagi yang sempurna

Dari sela sela kisi kisi jendela kayu, cahaya pagi menyusup ke balik kelopak mata.
Menggugah mimpi.
Malas kusingkirkan selimut tipis yang sekedarnya menutupi dingin sisa semalam.
Kesibukan menyeret langkah hadapi hari kali ini.

Bara belum lagi padam.
Senyummu masih tertinggal di bantal.

Tuesday, November 25, 2008

Dalam hujan

Nafas nya tetap terdengar satu satu di sini
Di bawah kuning lampu jalanan
Menyeruak di balik asap hitam buangan bis PPD
Aku menunggu nafas itu hilang berjam-jam
Satu satu masih saja menggangguku
Perlahan gerimis
Aku menengadah berharap lebat
Mungkin hujan akan bisa membawanya pergi
Lampu kuning mengabu terselimuti beribu bulir air
Hujan menindih asap hitam di atas aspal

Nafas nya tetap di sini
Tak tau sampai kapan