Wednesday, January 28, 2009

28 January 2009 - 00:17:06

16 menit yang lalu..
semuanya terasa pas
pas aku menyelesaikan satu cerita pendek yang kusuarakan pelan
aku tau kamu mendengarnya, di sela klik keypad laptopmu
di hatiku
kamar ini mendadak senyap, pas aku menghela napas
pas titik terakhir dalam kalimat terakhir di cerita pendek itu
'cerita yang bagus' katamu
'cerita buatku?' tanyamu
'sudah selesai ceritanya?' tanyamu
'..bahkan cerita kita belum punya kalimat terakhir' katamu

iya, selamat ulang tahun cinta : kataku
buat kamu
dan kamu
....

Saturday, January 24, 2009

emotionally challenged

Banyak orang bilang laki-laki berpikir pakai otak, perempuan pakai hati.
Sebenarnya kalo dipikir benar-benar, laki-laki lebih emosional daripada perempuan.
Apalagi kalo sudah tentang hobby. Emosionalitasnya sering lebih gila dari perempuan mana pun.
Apalagi kalo harga diri ikut-ikutan main. Masalah ego.
Hobi taruhan bola. Marahnya amit-amit kalo team jagoan kalah mampus. Bisa maki-maki sehabis tontonan, maki-maki di telpon waktu disentil tentang kalah taruhan dan maki-makinya dituntasin di status Y!M.
Hobi otomotif. Sama aja.
Motor ato mobil mesti yang paling keren, paling mahal, paling kenceng, paling canggih, paling ceper, paling ini, paling itu.
Sempet malah gw beranggapan kalo mobil termasuk salah satu benda seksual mereka. Hahaha..
Coz' a lot of good things have happened to ugly men in beautiful cars. Semakin 'paling' mobilnya, semakin cakep yang make.
Hobi fitness. Pernah punya pacar ato sohib laki-laki yang rela spent too much money buat berbotol-botol fat burner or pembentuk otot? Yang rela cuma makan sayur bayam dibening dan telor ayam kampung mentah-mentah tiap pagi dan malam? Wow!!
Itu baru kalo diliat dari sedikit hobby mereka. Belum lagi dalam hal pekerjaan atau malah percintaan.
Pokoknya buat mereka seringkali if a lot is good, then too much is even better.
So, girlz... welcome to compete with them, emotionally.

Monday, January 05, 2009

happy reading

happy new year.
happy birthday.
happy anniversary.
happy...

ketika beberapa orang terdekat ngirim sms ato email yg berisikan kalimat-kalimat di atas tadi pada saat tertentu ke gw, sampai sekarang -terusterang- gw masih suka bertanya-tanya, kenapa harus kata happy yang konsisten ada menyertai momentumnya.

sebegitu inginnya kah orang lain melihat kita bahagia?
melihat kita tertawa, senang? happy?

hmm, berarti happy itu identik dgn rasa gembira, senyum, tawa.. yaa?
pantesan koleksi foto-foto di setiap keluarga kebanyakan berisi moment-moment yg memasang wajah riang.
semua ingin dikenang sebagai orang yg bahagia.
orang yg happy.
pesta ulang tahun.
wisuda.
pernikahan.
acara kumpul-kumpul.
liburan.
dan hampir jarang sekali gw liat foto pemakaman ato suasana duka lainnya.
karena mungkin duka sama dengan kesedihan.
kesedihan adalah sebuah aib.
dan yg pasti gak mungkin kita bilang ke orang yg sedang berduka, happy berduka cita yaaaa...
hehehe, lucu kedengarannya.

konsep kata happy tadi masih aja iseng mengganggu pikiran gw yg suka sok menganalisa ato nyoba berteori barangkali-barangkali sehingga banyak kemungkinan yg malah jadi basi dengan sendirinya.
terus terang, gw sama sekali gak happy waktu harus killing time sambil nunggu jalanan gak macet di sebuah kafe yang di depan pintu masuknya ada tulisan happy hour gede-gede.
soalnya gw baru happy kalo minumannya gak cuma 20% diskon ato buy 1 get 1 free tapi happy kalo gratis :)
apalagi kalo gak ditemenin sama orang yg enak diajak ngobrol.
uh, that's really not a happy ending story of the day banget.