potret hitam putih jalanan gelisah
tertumpah warna merah darah segar
banjir... sukmamu pun melaju naik
tapi aku tidak tau,
ke rembulan atau ke matahari
kau pergi dari kesuntukan dunia
walau dengan ala berantakan
rindumu tersia-siakan
cinta masih di kotak jiwa, belum lagi dibuka
buat kesekian hitungan, aku memaki
:tepi jalan sialan!
dan makhluk mati tidak berujung itu mencibir
:di mana kasih setiamu, sayang?
aku belum mau jadi pucat abadi
andai saja aku bisa gantikan kerasnya jalanan, podium dunia
cuma bunga, kukirim saja duka ke rumahmu
dan kuhirup wangi kamboja
rindu yang kau sisakan kini mengetuk dingin
semakin dingin karena luka menahun
lalu kuminta kau tersenyum dalam do'aku
o, kini giliran aku teriris
senyummu adalah lukaku..