Kupikir malam ini aku sangat ingin menjemputmu ke sebuah pesta kematian. Tapi dengan wajah terbelah aku kembalikan gaun putih yang sangat ingin kukenakan ke dalam tumpukan paling atas lemari kayu jati.
Kembali aku melumati pualam berlumut yang pernah kau lubangi dengan sabar, dari hari ke hari.
Kupikir malam ini aku sangat ingin menemanimu di sebuah meja makan panjang. Memandangi matamu yang bisa seketika menjelma menjadi api. Membakar hidangan di meja.
Tapi aku terlalu takut panasmu menelan bulat bulat hatiku.
Hingga akhirnya aku nikmati sendiri saja segelas darah segar yang seharusnya kita minum bersama.
Sampai akhirnya ayam menyulam pagi. Aku berhenti untuk berpikir.