Menulis sesuatu itu sebenarnya bisa saja sesulit atau semudah yang kita pikirkan. Kalau setiap kita membuka halaman muka facebook, selalu ada pertanyaan: what's on your mind? dan kita pun mulai menuliskan apa saja yang memang saat itu terlintas di pikiran. Penting gak penting, mudah atau gak mudah buat dicerna tidak lagi jadi hal yang menjadi concern kita untuk mengeluarkan what's on our mind. Nah, sesederhana itu sebenarnya menulis.
Terkadang kita hanya ingin sekedar menulis, tanpa punya maksud tertentu atau harapan agar orang lain ikut membaca, memberi komentar, menghujat, memuji atau memberikan ikon jempol. Terkadang kita hanya ingin menulis, menumpahkan apa yang ada di pikiran atau memenuhi perasaan, tanpa orang harus bisa 'follow' apa yang jadi pemikiran dan emosi kita saat itu.
Menulis seringkali bisa jadi meditasi, paling nggak buat saya. Menulis, mendokumentasikan pemikiran dan perasaan kita. Menulis, memotret keadaan emosi dan dasar pemikiran kita di satu waktu tertentu. Sehingga kalaulah diperlukan sebuah review tentang bagaimana seorang 'oca' berkembang setiap tahunnya, saya bisa langsung membuka setiap tulisan saya dari dulu sampai waktu terakhir saya menulis.
Setiap hari setiap orang belajar, sekecil apa pun itu. Saya tidak pernah merasa berat untuk menulis setiap pembelajaran yang saya alami dari detik ke detik via media apa pun. Dari yang hanya 140 karakter huruf/angka sampai yang berkarakter-karakter. Sesibuk apa pun hari saya, saya pasti menulis. Lompatan-lompatan pemikiran dan emosi terlalu sayang untuk tidak dipindahkan dalam suatu medium yang tangible.
Do you follow me or not?
So, what are you waiting for?
Write everything. I mean everything.