Pernah dateng ke pameran lukisan?
Di awal tahun gw mampir ke daerah Widya Chandra, ada sebuah pameran tunggal seorang pelukis dari Belgia.
Jajaran lukisan yang cukup banyak waktu itu.
Hanya rata-rata berwarna muram.
Semua gambar wajah.
Wajah muram. Wajah manusia, wajah hewan.
Hanya wajah.
Yang buat gw aneh, semuanya tanpa judul, hanya angka - angka yang membedakan.
Konon katanya, impresionis yang si pelukis ambil dengan penuh kesadaran itu memulai melukis tanpa tahu wujudnya akan seperti apa.
Itu sebabnya ia tidak pernah memberi judul untuk setiap lukisannya.
Seperti memanipulasi, katanya.
Sebuah lukisan adalah perjalanan emosi yang tertuang saat itu juga dalam wujud dua dimensi.
Dan sebuah emosi itu harus bisa dinikmati dengan perasaan yang pada akhirnya bisa membentuk interpretasi.
Perasaan dan intepretasi seseorang itulah yang menurutnya tidak boleh dikotakkan oleh sebuah judul.
Penikmat lukisannya adalah orang yang merdeka, katanya.
Merdeka memaknai setiap lukisannya walau menurut gw mungkin bisa saja terjadi salah kaprah dengan sejarah pembuatan lukisan tersebut.
Ah, what the hell..
Buat gw, berhenti sejenak di depan setiap lukisannya dan mencoba menikmati goresan warna yang seperti air mata mengering itu sungguh sudah membuat gw turn on.