Wednesday, October 11, 2006

awal hari 11 oktober 2006

pagi sekali,
kupandang matahari jingga
tatap mataku menari di antara hampa dan isak
sering kubiarkan beribu coba menampar
berjuta duka membakar,
menyeret semua senyum
hatiku hanya bisa bisu
mengenang laluku
melihat semua itu, biru langit mencibir
walau begitu..
asaku masih belum mati
tapi mampukah matahari iringi citaku
sedang begitu banyak harap kutorehkan
dalam satu garis
yang tak mungkin habis