Tuesday, August 16, 2005

monolog hujan ketika seorang laki-laki tidur

baru saja Kau hujani malam
aku telah menjaga tidurnya
ia pun menjadi laki-laki yang sederhana
bagi keresahanku yang panjang

jika kelak ia bukan kekasihku, Tuhan
matikan aku pada rasa cinta
pintu yang tertutup kulupakan mengetuknya
dengan tidak menyesal, biarkan aku bersedih
mengemasi rontokan waktu saat merasa sayang

kelak, andai ia harus menghilang dari hidupku
pindahkanlah matahari pada setiap rumpun bunga
dari hidup yang menjadi dingin karena hujan
kutuntut rahasiaMu
bagaimana agar tak panas menjadi kayu dibakar api

Tuhan
kuyakini
hujan pun mampu kuhangatkan pada hidupnya