Thursday, November 16, 2006

virtual tattoo

aaaw.
aku meringis dalam hati.
bukan..
bukan karena ujung logam kecil runcing yang menari di atas kulit dan meludahinya dengan liur biru dan merah.
bukan juga karena pedih yang melelahkan setelahnya.
tapi kebisuan ini.
begitu senyap bermakna.
kulitmu yang mau tak mau menyentuh kulitku.
meninggalkan sayatan berbentuk lukisan.
dua daun surga dengan sebilah belati di antaranya.
matamu yang dari awal hingga akhir tak lepas menghayati goresan itu.
goresan berdarah.
darahku.
'jangan kamu lihat aku seperti itu' katamu.
heh? bahkan matamu saja tak pernah sedikit pun menatapku.
bagaimana kamu bisa tau..?
oh ya, aku lupa kalau kamu lucifer.
'melukismu adalah obsesiku sejak lama, tapi bukan keinginanku'
aku diam.
meringis.
'bicara Ca'
aku tetap diam, menunggumu melihat mataku.
tapi tak pernah sekali pun.
'darahmu masih keluar sedikit, tak apa.. cuma sebentar'
'setelah kering kamu bisa pergi dari sini'
bagaimana bisa? hati ku tak pernah mengering.
diambilnya cardiganku dari atas kursi itu.
kupakai dalam diam.
'aku masih lucifer Ca, baiknya kita jangan ketemu'
aku mengangguk.
dalam diam aku pergi.
darah di bahu belakang sudah sedikit mengerak.
tapi hatiku tidak.
aku diam karena kamu lucifer.
dan aku masih originally sinner.
memang baiknya kita tidak ketemu.
lagi.